Peralatan Tata Cahaya
Kerja
tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam
mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata
cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata
cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas
cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan
karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan
tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.
a.
Bohlam
Bohlam (bulb,
lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope,
filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas
kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari
kebakaran.
Filament
merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan
bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya
yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga
menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan
pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya
sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang
sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik.
Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang
disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.

Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).
b. Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyeba.
Gambar :
Reflektor elipsoidal
Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang
membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik
focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point
tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang
cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama.
Gambar :
Reflektor spherical
Reflektor
parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan
cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel
membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor
(Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung
dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor
parabolic adalah lampu senter.
Gambar : Refleksi
prabolic
Selain
refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi
setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah
mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse,
spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya
tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya.
Gambar : Refleksi specular
Gambar : Refleksi diffuse
Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain. Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.
Gambar :
Refleksi spread
Refleksi
mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis
cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis
cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika
cahaya menyinar gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu
yang mengkilat.
http://nurfajargiovina.blogspot.co.id/2012/07/tata-cahaya-dalam-multimedia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar